Jumat, 01 April 2016

Konsep Dasar Etika


Seringkali kita mendengar tentang etika. 
Bukan hal yang asing lagi bukan.
Namun tidak jarang diantara kita sering membicarakannya sering mendengarnya, tetapi tidak tahu apa itu etika.
 Oleh karena itu mari kita bahas satu persatu. Mulai dari pengertiannya, objek etika, kebenaran, pengertian etika dan etiket. Nah coba simak bahasan berikut ini.



Pengertian


1. Ditinjau dari asal kata.
Ditinjau dari asal katanya. Etika berasal dari kata Ethic. Ethic (dalam bahasa inggris) mempunyai arti yang berkenaan tentang kesusilaan. Kata etika (etis) berasal dari kata 'ethos' yang membicarakan mengenai.
a. Karakter.
b. Watak kesusilaan/kesopanan.
2. Etika merupakan hasil aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan merupakan cabang dari ilmu filsafat, yang mempunyai arti;
a. Sebagai sarana untuk bertindak dalam hidup.
b. Mempunyai makna kewajiban dan tanggung jawab.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, Filos yang artinya kawan atau penggemar, dan Sofos atao sophia adalah hikmah, budi, kebijaksaan.
Jadi, ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan akal budi, asa, hukum, dan berkenaan dengan segala yang ada di alam semesta, serta berpusat pada kebenaran. Atau dengan arti lain, yaitu ilmu pengetahuan untuk membuka rahasia hidup atau apa yang terjadi pada manusia yang didalamnya terkandung suatu tujuan kebaikan.
Filsafat mengatakan manusia adalah mahluk yang tahu dan mau. Kemampuannya mengandaikan ada pengetahuan/pemahaman. Maka dari itu, etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi (pengetahuan/pemahaman) dan daya pikir dalam memecahkan masalah moral. Sasaran etika adalah tindakan yang dilakukan dengan sadar, tahu, dan mau, serta bebasa memilih.

3. Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang prilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan prilaku.

4. Secara teoritis, etika mempelajari:
a. Perbuatan manusia.
b. Berkaitan dengan tata adab.
c. Berkaitan dengan nilai.
d. Dapat dinilai dengan baik (patut) atau buruk. 

Ilmu yang membicarakan masalah 'nilai' adalah bagian dari ilmu filsafat.Tingkah laku yang dimaksud dalam ilmu etika ini adalah tingkah laku yang berkaitan dengan perbuatan, menurut tata adabnya (peradaban) dan bukan tata-adat.
Jadi, etika adalah suatu teori mengenai perbuatan manusia yang dapat ditimbang dan dapat di nilai baik-buruk nilainya.
 Suatu perbuatan dikatakan berkaitan dengan etika, apabila memenuhi syarat:
a. Dilakukan dengan pilihan bebas.
b. Dilakukan dengan sadar.
c. Tahu baik-buruk apa yang dilakukan.
d. Mau atau berniat
e. Dilakukan oleh manusia sebagai mahluk yang mempunyai pikiran dan kebebasan.
5. Selain berkaitan dengan ilmu filsafat, etika juga berkaitan sengan ilmu lain, yaitu ilmu jiwa, ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi dan hukum.

Objek Etika

Secara sederhanan objek etika adalah "perbuatan". Ada dua sistem perbuatan, yang disengaja dan tidak disengaja. Contoh perbuatan yang tidak di sengaja misalnya seseorang sedang mendengkur, atau orang gila. maksudnya disini tidak ada kesadaran akal sehat atau tidak ada unsur imu etika.
Jadi, objek etika adalah perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja atau secara sadar.
Fokus ilmu etika pada hakikatnya mempelajari manusia luar-dalam yakni bagaimana asal-muasalnya tingkah laku seperti itu. Tujuan mempelajari pengetahuan etika profesi keperawatan gigi sebagai berikut.
1. Agar perawat gigi dapat menjadi baik  dalam kalangan masyarakat maupun rekan sejawat.
2. Agar dapat mengerjakan perawatan gigi secara seksama.
3. Agar perawat gigi dapat menyempurnakan kelakuan, mempertinggi cita - cita dan kehidupan.
Pendidikan Etika juga penting untuk membantu perawat gigi mengembangkan sikapnya dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, dan menerima pembelajaran, sehingga dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan keperawatan gigi khususnya. Dengan demikian, perawat gigi dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama. oleh karena itu, teori dan praktik keperawatan gigi dan budi pekerti saling mempengaruhi, sehingga dua hal itu tidak dapat di pisahkan.

Kebenaran

 Kebenaran dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adat kebiasaan. Arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya istilah "etika" yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 SM) sudah di pakai untuk menunjukan filsfat moral. Menulusuri arti etrimologis saja belum ckup untuk mengerti maksud dengan istilah etika.

Ini mengingatkan kita akan kata 'ethos kerja', 'ethos pfofesi' dan sebaginya yang menunjuk kepada suasana khas yang meliputi kerja atau profesi. Suasana ini dibentuk oleh banyak sifat dan sikap yang terlalu kompleks unutk dapat dianalisis satu persatu. Perlu ditekankan lagi bahwa memahami ethos profesi, tentulah hal terpuji. Pada umumnya dapat dikatakan bahawa ethos merupakan suatu profesi sebagian besar tercermin dalam kode etik yang bersangkutan.  Sikap komersial misalnya, tidak cocok dengan ethos profesi perawat gigi.

Pengertian Etika dan Etiket

Etika sangat berbeda dengan etiket. Etika berarti "moral" sementara etiket berarti "sopan-santun." Bentuk kata keduanya dalam bahasa inggris ethics dan etiquette. keduanya menyangkut prilaku manusia.

Yang kedua, Istilah etiket di pakai sehari - hari, dan mempunyai arti lebih terbatas pada aturan yang mengatur perbuatan yang dilakukan seseorang berkaitan dengan sopan santun. Berikut ada empat perbedaan etika dengan etiket.

1. Etika menyangkut cara suatu perbutan harus dilakukan manusia. Etiket menunjukan cara yang tepat yang diharapkan serta di tentukan dalam suatu kalangan tertentu. Misal, jika kita menyerahkan sesuatu keatasan, kita harus menyerahkan dengan menggunakan tangan kanan.
2. Dianggap melanggar etiket, bila kita menyerahkan sesuatu dengan tangan kiri. sedangkan etika tidak terbatas pada cara yang dilakukannya suatu perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
"Jangan mencuri" merupakan suatu norma etika. Apakah orang mencuri dengan tangan kanan atau kiri tidak ada relevansinya.
3. Etiket hanya berlaku pada pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir atau saksi, maka etiket tidak berlaku. Meletakan kaki di atas meja di hadapan orang lain dianggap melanggar etiket. Sementara etika tidak bergantung pada hadir-tidaknya orang lain. Misalnya, larangan unutk mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain atau tidak, dan barang pinjaman selalu harus dikembalikan meski pemiliknya sudah lupa.
4. Etiket bersifat relatif, yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaanya bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain misalnya berbincang - bincang sambil berkacak pinggang, bersendawa, makan dengan tangan, yang tentu berbeda sekali dengan prinsip - prinsip etika yang tidak ada kompromi.

Jika berbicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedang etika menyangkut segi mental. Bisa saja seseorang tampil bak "musang berbulu." Berpegang pada etiket dan sekaligus bersikap munafik. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh - sungguh baik.

Oleh karena itu, tujuan kita dalah etos yang baik, yang tentu akan menjadi pegangan yang paling kuat dan mendasar untuk mngubah seseorang agar bertindak "Baik" sesuai etika secara utlak (berdasarkan kebenarann.

Sekian artikel tentang etika semoga dapat bermanfaat bagi semua.
Tapi bagi yang penasaran kalian dapat membaca sumbernya di bawah ini, yang tentu lebih lengkap.




sumber: Etika Profesi Perawat Gigi oleh Pudentiana Rr. RE,.AMKG, S.Pd dkk.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak, tidak membawa - bawa ras, agama, sara, serta bersifat membangun bagi sesama.
terimakasih

Bagaimana menurut kamu setelah membaca artikel ini?

Good nice trip

Terimakasih atas kunjungan anda, semoga bermanfaat.